Pagi ini, aku
bangun lebih awal dari jam beker yang aku setel tadi malam. Entah apa yang aku
pikirkan , tapi sangat membuatku gila. Tiba-tiba mataku tertuju pada handphone mungil yang tergeletak diatas
meja, bersebelahan dengan sebuah gelas putih yang menjadi sumber inspirasiku
pada setiap cerita. Tak ada yang bisa kutemukan
pada halaman awal handphone mungil itu. Hanya terpampang wallpaper katak
yang sedang tersenyum kearahku. Huh… Begitulah pagi yang indah ini selalu
menyapaku.
Ku buka pintu
dan menyapa setiap orang yang kutemui, semuanya adalah cowok. Iya, aku tinggal
disebuah rumah kost-kost an dengan ruangan kamar yang cukup banyak. Hal itu
tentunya membuat rumah ini selalu ramai. Memang menyenangkan, namun aku tidak
suka keramaian, itu bisa memecahkan inspirasiku.
Setiap hari aku
mendengarkan cerita-cerita dari mereka tentang pacarnya. Tentunya itu membuatku
bosan karena aku sendiri belum punya seorang pacar yang mewarnai hari-hariku.
Bukan berarti aku homo. Hanya seorang pria yang belum ingin mengenal cinta dan
memahaminya lebih dalam lagi.
Di kehidupanku
memang banyak sosok wanita yang pernah menghampiri dan menyapa atau datang dan
pergi. Itu selalu menimbulkan pertanyaan yang belum terjawab hingga hari ini.
Aku tak mengerti. Mungkin suatu saat nanti bisa kutemukan dan kembali membuat
cerita baru.
Cinta memang
bisa mengubah sesorang. Yang jahat bisa menjadi baik atau yang baik bisa
menimbulkan kejahatan. Mungkin itulah salah satu penyebab aku selelu
berhati-hati dengan cinta. Bisa membuat suka atau duka, tergantung dua insan
itu menjalani cerita mereka. Cerita ini mengingatkan ku akan kisah-kisah remaja
yang pernah aku miliki. Jika kisah itu diulang kembali, pasti akan
menghilangkan bagian-bagian terpenting itu.
Aku bukanlah
sosok pria yang romantis, namun perhatian dan protektif. Kedua hal itu aku
lakukan secara tidak berlebihan, itu bisa membuat orang-orang disekitarku merasa
terikat dengan diriku. Senyuman yang kumiliki adalah modal utama dalam setiap
misi-misi rahasiaku. Menurutku, itu bisa membuat seorang wanita selalu menginginkan
kehadiran diriku dalam setiap mimpi-mimpinya dimalam hari. Hehehe…itu hanya
pendapat pribadiku saja. Tidak usah dipikir panjang.
Hal ini lagi-lagi mengingatkanku dengan seorang teman wanita yang pernah aku sukai dibangku
abu-abu itu. Dia memang cantik, manis dan imut, namun terlalu polos untuk
diriku. Aku tidak mengharapkan lebih dari dirinya, cukup dengan selalu ada
disampingku saja sudah sangat membantuku dalam menyelesaikan tugas
trigonometri. Saat itu aku sangat bersemangat karena api cinta yang kumiliki
belum kehabisan bahan bakar. Yang selalu ada diingatanku saat itu hanyalah dia,
mimpiku saat tidur, foto-foto yang ada di handphone maupun pesan-pesan singkat
yang setiap detik aku terima dari dirinya. Sangat indah dimasa-masa itu. Dia
membuat masa-masa remajaku indah, penuh bunga-bunga melati ataupun bunga mawar
merah yang tak berduri.
Masa-masa sulit
itu pun tiba. Semua cerita, mimpi atau semangat itu terkubur dalam kabut pekat
menuju lembah kegelapan. Sirna sudah. Hilang sudah. Tapi, aku sangat
bertrimakasih pada dirinya. Dia telah mengukir Sesuatu yang tak pernah aku buat
dalam setiap cerita yang kujalani. Dialah masa remajaku yang indah itu.
Setidaknya hal-hal indah yang sering diceritakan orang-orang pernah aku alami.
Sinar mentari
yang datang dari celah jendela itu semakin silau dan panas, pertanda hari akan
menuju siang. Huh… Aku siap untuk menjalani hari ini lebih indah lagi dari hari
kemarin yang telah membawaku sampai kehari ini. Banyak hal yang harus aku
lakukan untuk orang-orang sekitarku yang telah menaruh harapan besar dipundak
kecilku ini.